Senin, 31 Agustus 2015

2.519 Desa Masih 'Gelap Gulita', Alasan Listrik 35.000 MW Dibangun

Masih banyak pihak yang meragukan pemerintahan Presien Joko Widodo (Jokowi) mampu membangun pembangkit listrik sebanyak 35.000 megawatt (MW). Apalagi harus diselesaikan dalam lima tahun ke depan, bagi sebagian orang menganggap hal tersebut terlalu ambisius.
2.519 Desa Masih Gelap Gulita, Alasan Listrik 35.000 MW Dibangun
Tapi, kenapa harus 35.000 MW? Kenapa harus sebanyak itu dalam 5 tahun? Berikut penjelasan Menteri ESDM Sudirman Said kepada detikFinance, Selasa (1/9/2015).

"Mengapa harus dibangun 35.000 MW? Karena saat ini ada 8,5 juta rumah tangga, 2.519 desa, dan 136 kecamatan belum memperoleh akses listrik," kata Sudirman.

Apalagi sebagian besar yang menikmati listrik saat ini, kata Sudirman tidak bisa menikmati secara maksimal, konsumsi listriknya rendah karena pasokan listriknya pas-pasan, alias byar-pet.

"Bagi yang sudah memperoleh akses listrik pun, tingkat konsumsi listrik per kapita Indonesia hanya seperlima dari Malaysia, atau sepersepuluh dari Singapura," kata Sudirman.

Apalagi saat ini kapasitas terpasang listrik di Indonesia baru 53.000 MW, kapasitas ini masih sangat pas-pasan untuk negara sebesar Indonesia.

"Lebih baik kita over investment. Jangan membiarkan kejar tayang terjadi dalam urusan ketenagalistrikan kita," tutup Sudirman.
Sumber ;  http://finance.detik.com/read/2015/09/01/072114/3006395/1034/2519-desa-masih-gelap-gulita-alasan-listrik-35000-mw-dibangun?f9911013

Kamis, 27 Agustus 2015

Jokowi: Ada yang Hambat 35.000 MW, Ketemu Saya

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempunyai program pembangunan mega proyek listrik 35.000 megawatt (MW) dalam 5 tahun, ia memastikan bahwa target tersebut bukan ambisius. Bahkan, bila ada pihak yang menghambat proyek ini akan berhadapan dengan dirinya.
Jokowi: Ada yang Hambat 35.000 MW, Ketemu Saya
Hal tersebut diungkapkan Jokowi usai menghadiri acara Construction Kick Off PLTU Batang Jawa Tengah 2 x 1.000 MW dan Peresmian Program Elektrifikasi 50 Lokasi di Pulau Terdepan di Daerah Perbatasan, di Batang, Jawa Tengah, Jumat (28/8/2015).

"Dalam 5 tahun ke depan kita butuh 35.000 MW lagi. Maka kalau itu ada yang menghambat, ketemu saya," tegas Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan, listrik dari program 35.000 MW tersebut sangat dibutuhkan rakyat Indonesia, karena setiap ia kunjungan kerja ke berbagai daerah terutama di luar Jawa, keluhan rakyat selalu masalah kekurangan listrik.

"Karena setiap saya ke kabupaten di daerah manapun terutama di luar Jawa selalu keluhannya, 'Pak listriknya byar-pet, Pak listriknya mati 6 jam, Pak listriknya mati 5 kali, Pak listriknya hanya menyala siang saja'. Oleh sebab itu proyek listrik ini jangan lagi tertunda," katanya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Sudirman Said mengungkapkan, program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW adalah kebutuhan masyarakat yang harus diperjuangkan. Meski banyak tantangan yang harus dilewati.

Ia menuturkan, perjuangan itu harus setara dengan yang dilakukan para pahlawan sebelum 70 tahun yang lalu. Memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

"Sekarang masih dalam suasana kemerdekaan. Lebih dari 70 tahun lalu, para pahlawan selalu katakan merdeka atau mati. Kalau kita perlu menekankan, 35.000 MW atau mati lampu. Dari pada kegelapan, lebih baik kita membangun 35.000 MW," tegas Sudirman.
sumber : http://finance.detik.com/read/2015/08/28/131428/3003806/1034/jokowi-ada-yang-hambat-35000-mw-ketemu-saya

Ini Daftar Wilayah Terpencil RI yang Siap Dialiri Listrik




 PT PLN (Persero) siap memulai program elektrifikasi 50 pulau terdepan dan wilayah perbatasan Indonesia. Listrik akan dipasok memakai Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

Program ini akan dimulai setelah BUMN listrik itu meresmikan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Jawa Tengah.

Elektrifikasi ini tidak akan dilakukan serentak, mengingat lokasinya yang berbeda-beda. Ada beberapa yang sudah mulai dibangun sejak pertengahan Agustus ini.
Berikut ini rincian: 

sumber : http://finance.detik.com/read/2015/08/28/132636/3003835/1034/ini-daftar-wilayah-terpencil-ri-yang-siap-dialiri-listrik?f9911013

 

50 Pulau Terdepan dan Perbatasan RI Mulai Dialiri Listrik

T PLN (Persero) siap memulai program elektrifikasi 50 pulau terdepan dan wilayah perbatasan Indonesia. Listrik akan dipasok memakai Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, program ini akan dimulai setelah BUMN listrik itu meresmikan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Jawa Tengah.

"Selain peresmian dimulainya pembangunan PLTU Batang ini, kita juga akan meresmikan eletrifikasi 50 pulau terdepan dan wilayah perbatasan. Ini bukti kehadiran negara untuk masyarakat, dan kita nggak hanya fokus di Pulau Jawa tetapi juga daerah-daerah terpencil," kata Sofyan di lokasi proyek, Jumat (28/8/2015).

Elektrifikasi ini tidak akan dilakukan serentak, mengingat lokasinya yang berbeda-beda. Ada beberapa yang sudah mulai dibangun sejak pertengah Agustus ini.

"Beda-beda, ada yang tanggal 14 Agustus sudah mulai dibangun, ada yang 17 Agustus‎. Sekarang sudah jalan," ujarnya.

Berikut ini rincian Program Elektrifikasi 50 Lokasi di Pulau Terdepan dan Daerah Perbatasan:
  • Sukajaya 6x1000 kw untuk 600 pelanggan
  • Simeuleu Timur 3x10.00 kw untuk 1.100 pelanggan
  • Simeuleu Tengah 3x10.000 kw untuk 600 pelanggan
  • Pulau Banyak 2x200 kw untuk 60 pelanggan
  • Hibala 3x200 kw untuk 500 pelanggan
  • Tanah Masa 2x100 kw‎ untuk 400 pelanggan
  • Pulau Batu 2x200 kw untuk 150 pelanggan
  • Sibarut Selatan 1x500 kw untuk 230 pelanggan
  • Sipora Utara 2x500 kw untuk 1.450 pelanggan
  • Sikakap 1x500 Kw untuk 260 pelanggan
  • Peranggas 3x500 kw untuk 1.401 pelanggan
  • Ransai Pesisir 3x500 kw untuk 209 pelanggan
  • Karimun 6x1.000 kw untuk 3216 pelanggan
  • Anambas 4x1.000 kw untuk 1.424 pelanggan
  • Banguran 4x1.000 kw untuk 1.408 pelanggan
Total Investasi mesin Rp 191,7 milia‎r
Total Investasi Jaringan Rp 129 miliar

Kalimantan

  • Paloh 2x200 kw untuk 400 pelanggan
  • Jagoi Babng 2x500 kw untuk 300 pelanggan
  • Entikong 3x500 kw untuk 100 pelanggan
  • Desa Jasa 2x200 kw untuk 700 pelanggan
  • Badau 2x500 kw untuk 100 pelanggan
  • Long Apari 6x100 untuk 600 pelanggan
  • Pong Pahangai 6x100 kw untuk 300 pelanggan
  • Kayan Hulu 6x100 kw untuk 864 pelanggan
  • Lumbis Ogong 2x200 kw untuk 177 pelanggan
  • Tulin Onsoi 3x500 kw untuk 2.102 pelanggan
  • Sebuku 2x500 kw untuk 612 pelanggan
  • Sebatik 2x500 kw untuk 600 pelanggan
  • Semanggaris 2x500 kw untuk 750 pelanggan
Total Investasi Mesin 92 miliar
Total Investasi Jaringan Rp 153,2 miliar

Sulawesi

  • Pulau Karatung 2x100 kw untuk 21 pelanggan
  • Pulau Miangas 2x100 kw untuk 21 pelanggan
Total Investasi mesin Rp 5,6 miliar
Total Investasi Jaringan Rp 2,2 miliar

Nusa Tenggara Timur

  • Rote Ndao 2x500 kw untuk 912 pelanggan
  • Amfoang Timur 3x200 kw untuk 3062 pelanggan
  • Naekake 2x100 kw untuk 988 pelanggan
  • Kefamenamu 2x500 kw untuk 456 pelanggan
  • Kobalima Timur 2x500 kw untuk 836 pelanggan
  • Atambua Barat 2x500 kw untuk 769 pelanggan
Total Investasi Mesin Rp 42,5 miliar
Total Investasi Jaringan Rp 87,5 miliar
Maluku dan Maluku Utara


  • Pulau Wetar 2x500 kw untuk 161 pelanggan
  • Pulau Kisar 2x500 kw
  • Pulau Leti 3x200 kw untuk 154 pelanggan
  • Pulau Moa 2x500 kw ‎untuk 589 pelanggan
  • Pulau Babar 2x500 kw untuk 589 pelanggan
  • Pulau Selaru 3x200 kw untuk 150 pelanggan
  • Suamlaki 3x1000 kw untuk 192 pelanggan
  • Tanimbar Selatan 2x100 kw
  • Tutukembung 4x500 untuk 2.092 pelanggan
  • Jerol 2x500 kw untuk 560 pelanggan
  • Morotai 6x500 kw untuk 1208 pelanggan
  • Daruba 4x500 kw
  • Bere-bere 1x500 kw
  • Sopi 1x500 kw untuk 259 pelanggan
Total Investasi Mesin Rp 88,9 miliar
Total Investasi Rp 157,9 miliar

Papua

  • Arso Timur 2x100 kw untuk 1.115 pelanggan
  • Waropko 2x100 untuk 200 pelanggan
  • Mindiptana 2x100 kw untuk 100 pelanggan
  • Kombut 2x100 kw untuk 200 pelanggan
  • Inyandit 2x100 kw untuk 100 pelanggan
  • Sota 2x100 kw untuk 100 pelanggan
Total Investasi Mesin Rp 16,8 miliar
Total Investasi Jaringan Rp 27,57 miliar
sumber : http://finance.detik.com/read/2015/08/28/102657/3003636/1034/3/50-pulau-terdepan-dan-perbatasan-ri-mulai-dialiri-listrik

Ini 50 Proyek Listrik Perbatasan yang Diresmikan Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak hanya meresmikan proyek listrik di Jawa saja, hari ini Jokowi juga meresmikan pengoperasian pembangkit listrik di wilayah terluar dan perbatasan Indonesia, sehingga masyarakat di pelosok sudah bisa menikmati listrik.

"Kami melihat betapa sangat berbahagia dan senangnya rakyat di perbatasan-perbatasan di pulau terdepan yang terpencil, yang sudah kami selesaikan ada di 50 lokasi," kata Jokowi, dalam sambutannya di acara Groundbreaking PLTU Batang 2 x 1.000 megawatt (MW), Semarang, Jawa Tengah, Jumat (28/8/2015).

Jokowi mengatakan, meskipun pembangkit listrik di daerah terpencil tersebut jumlahnya kecil, namun listrik tersebut sangat berarti bagi masyarakat di sana.

"Meskipun itu listrik dalam jumlah kecil 100 kilowatt (kw) 200 kw, 500 kw total 67 MW. Tetapi dari listrik itu lah, anak kita bisa belajar di malam hari, anak-anak kita bisa setiap malam menghidupkan listrik dan belajar. Juga nelayan kita, bisa membeli freezer (mesin pendingin) untuk mengawetkan ikannya. Belum usaha kecil di kampung-kampung, ibu-ibu yang menjahit kecil-kecilan. Ini yang sering kita lupa," ungkap Jokowi.

Berikut ini rincian Program Elektrifikasi 50 Lokasi di Pulau Terdepan dan Daerah Perbatasan:

Sumatera



  • Sukajaya 6x1000 kw untuk 600 pelanggan
  • Simeuleu Timur 3x10.00 kw untuk 1.100 pelanggan
  • Simeuleu Tengah 3x10.000 kw untuk 600 pelanggan
  • Pulau Banyak 2x200 kw untuk 60 pelanggan
  • Hibala 3x200 kw untuk 500 pelanggan
  • Tanah Masa 2x100 kw‎ untuk 400 pelanggan
  • Pulau Batu 2x200 kw untuk 150 pelanggan
  • Sibarut Selatan 1x500 kw untuk 230 pelanggan
  • Sipora Utara 2x500 kw untuk 1.450 pelanggan
  • Sikakap 1x500 Kw untuk 260 pelanggan
  • Peranggas 3x500 kw untuk 1.401 pelanggan
  • Ransai Pesisir 3x500 kw untuk 209 pelanggan
  • Karimun 6x1.000 kw untuk 3216 pelanggan
  • Anambas 4x1.000 kw untuk 1.424 pelanggan
  • Banguran 4x1.000 kw untuk 1.408 pelanggan
Total Investasi mesin Rp 191,7 milia‎r
Total Investasi Jaringan Rp 129 milia
Kalimantan



  • Paloh 2x200 kw untuk 400 pelanggan
  • Jagoi Babng 2x500 kw untuk 300 pelanggan
  • Entikong 3x500 kw untuk 100 pelanggan
  • Desa Jasa 2x200 kw untuk 700 pelanggan
  • Badau 2x500 kw untuk 100 pelanggan
  • Long Apari 6x100 untuk 600 pelanggan
  • Pong Pahangai 6x100 kw untuk 300 pelanggan
  • Kayan Hulu 6x100 kw untuk 864 pelanggan
  • Lumbis Ogong 2x200 kw untuk 177 pelanggan
  • Tulin Onsoi 3x500 kw untuk 2.102 pelanggan
  • Sebuku 2x500 kw untuk 612 pelanggan
  • Sebatik 2x500 kw untuk 600 pelanggan
  • Semanggaris 2x500 kw untuk 750 pelanggan
Total Investasi Mesin 92 miliar
Total Investasi Jaringan Rp 153,2 miliar

Sulawesi


  • Pulau Karatung 2x100 kw untuk 21 pelanggan
  • Pulau Miangas 2x100 kw untuk 21 pelanggan
Total Investasi mesin Rp 5,6 miliar
Total Investasi Jaringan Rp 2,2 miliar

Nusa Tenggara Timur


  • Rote Ndao 2x500 kw untuk 912 pelanggan
  • Amfoang Timur 3x200 kw untuk 3062 pelanggan
  • Naekake 2x100 kw untuk 988 pelanggan
  • Kefamenamu 2x500 kw untuk 456 pelanggan
  • Kobalima Timur 2x500 kw untuk 836 pelanggan
  • Atambua Barat 2x500 kw untuk 769 pelanggan
Total Investasi Mesin Rp 42,5 miliar
Total Investasi Jaringan Rp 87,5 miliar

Maluku dan Maluku Utara
  • Pulau Wetar 2x500 kw untuk 161 pelanggan
  • Pulau Kisar 2x500 kw
  • Pulau Leti 3x200 kw untuk 154 pelanggan
  • Pulau Moa 2x500 kw ‎untuk 589 pelanggan
  • Pulau Babar 2x500 kw untuk 589 pelanggan
  • Pulau Selaru 3x200 kw untuk 150 pelanggan
  • Suamlaki 3x1000 kw untuk 192 pelanggan
  • Tanimbar Selatan 2x100 kw
  • Tutukembung 4x500 untuk 2.092 pelanggan
  • Jerol 2x500 kw untuk 560 pelanggan
  • Morotai 6x500 kw untuk 1208 pelanggan
  • Daruba 4x500 kw
  • Bere-bere 1x500 kw
  • Sopi 1x500 kw untuk 259 pelanggan
Total Investasi Mesin Rp 88,9 miliar
Total Investasi Rp 157,9 miliar

Papua

  • Arso Timur 2x100 kw untuk 1.115 pelanggan
  • Waropko 2x100 untuk 200 pelanggan
  • Mindiptana 2x100 kw untuk 100 pelanggan
  • Kombut 2x100 kw untuk 200 pelanggan
  • Inyandit 2x100 kw untuk 100 pelanggan
  • Sota 2x100 kw untuk 100 pelanggan
Total Investasi Mesin Rp 16,8 miliar
Total Investasi Jaringan Rp 27,57 miliar sumber : http://finance.detik.com/read/2015/08/28/110319/3003669/1034/3/ini-50-proyek-listrik-perbatasan-yang-diresmikan-jokowi

4 Tahun PLTU Terbesar di ASEAN Mandek, di Tangan Jokowi 6 Bulan Jalan

4 Tahun PLTU Terbesar di ASEAN Mandek, di Tangan Jokowi 6 Bulan Jalan
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang 2 x 1.000 megawatt (MW) di Batang, Jawa Tengah, sudah empat tahun mandek. Namun, di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembangkit listrik yang diklaim akan menjadi pembangkit terbesar di kawasan ASEAN ini bisa berjalan.

"Proyek ini sudah tertunda selama 4 tahun. Oleh sebab itu saya kemarin memberi target ke menteri, supaya 6 bulan sejak dilantik harus selesai," kata Jokowi dalam sambutannya di acara Construction Kick Off PLTU Batang Jawa Tengah 2 x 1.000 MW dan Peresmian Program Elektrifikasi 50 Lokasi di Pulau Terdepan dan Daerah Perbatasan, di Batang, Jawa Tengah, Jumat (28/8/2015).

Jokowi tidak ingin lagi PLTU yang menelan biaya investasi lebih dari Rp 40 triliun tersebut kembali mandek, sehingga ia akan memantau terus kelanjutan proyek ini. Proyek ini mandek terutama karena masalah pembebasan lahan yang berlarut-larut karena ada penolakan beberapa warga.

"Saya kejar terus, proyek ini harus berjalan, 4 tahun tertunda, saya kejar 6 bulan dan ternyata bisa jalan," ungkap Jokowi.

Ia menambahkan, proyek listrik ini penting, karena setiap kunjungan kerja ke daerah, keluhan rakyat yang disampaikan kepadanya adalah listrik yang sering mati alias byar-pet.

"Karena setiap saya ke kabupaten di daerah manapun terutama di luar Jawa selalu keluhannya, 'Pak listriknya byar-pet, Pak listriknya mati 6 jam, Pak listriknya mati 5 kali, Pak listriknya hanya menyala siang saja'. Oleh sebab itu proyek listrik ini jangan lagi tertunda," katanya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo ini menegaskan, listrik perannya sangat berarti terutama bagi rakyat yang ada di daerah-daerah terpencil.

"Listrik mengalir, apa yang kita lihat akan luar biasa. Anak-anak bisa belajar, nelayan bisa membeli freezer (mesin pendingin), ibu-ibu bisa menjahit, industri besar bisa berjalan, hotel bisa beroperasi. Industri dari yang kecil sampai yang besar bisa jalan semua," tutup Jokowi.
sumber : http://finance.detik.com/read/2015/08/28/111351/3003690/1034/4-tahun-pltu-terbesar-di-asean-mandek-di-tangan-jokowi-6-bulan-jalan?f9911013

Tekan Sirine, Jokowi Resmikan PLTU Terbesar di ASEAN

Tekan Sirine, Jokowi Resmikan PLTU Terbesar di ASEAN
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang Jawa Tengah 2 x 1.000 MW akhirnya dimulai setelah molor bertahun-tahun terkendala lahan. Presiden Jokowi pagi ini meresmikan dimulainya groundbreaking PLTU terbesar di ASEAN ini.

Kurang lebih pukul 10.30 WIB, Jokowi yang memakai kemeja putih lengan panjang menekan sirine tanda dimulainya groundbreaking. Orang nomor satu di Indonesia tersebut didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said.

Selain itu ada juga Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo keluar dari helikopter.

Sebelum menekan sirene Jokowi mengatakan, proyek ini men‎jadi model setiap masalah dalam pembangunan infrastruktur bisa dipecahkan. Ia memastikan, tidak ada keraguan investasi bisa berjalan.

"Tidak boleh, setelah ramai-ramai lalu pekerjaannya tidak ada. Saya akan mendadak jalan ke sini untuk pantau jalan atau nggak. Tadi sudah menyanggupi kalau proyek ini tidak selesai 60 bulan tetapi 50 bulan sehingga tahun 2018 selesai," tegas Jokowi yang dilanjutkan menekan sirine di lokasi proyek, Batang, Jawa Tengah Kamis (28/8/2015)
sumber : http://finance.detik.com/read/2015/08/28/103927/3003647/1034/tekan-sirine-jokowi-resmikan-pltu-terbesar-di-asean?f9911023

70 Tahun RI Merdeka, 400 Desa di Maluku Belum Dapat Listrik

70 Tahun RI Merdeka, 400 Desa di Maluku Belum Dapat Listrik
Ada kurang lebih 1.690 desa di Maluku dan Maluku Utara, tapi tak semuanya bernasib sama. Hingga Republik Indonesia (RI) genap berusia 70 tahun pada 17 Agustus 2015 lalu, masih ada sekitar 400 desa di Maluku dan Maluku Utara yang belum mendapat listrik.

Jika dihitung berdasarkan pulau, ada kira-kira 2.000 pulau di Maluku dan Maluku Utara, dan 200 pulau di antaranya sudah berpenghuni. Tapi hanya 46 pulau yang sudah terang benderang, karena mendapat pasokan listrik dari PT PLN (Persero).

Sebagian besar desa yang belum mendapat listrik berada di pulau-pulau terluar Indonesia, lokasinya terpencil. Namun, bukan berarti mereka tidak berhak menikmati fasilitas listrik dari negara. Karena itu, pemerintah menugaskan PLN untuk membangun pembangkit-pembangkit listrik di pulau-pulau terluar pada tahun ini. Sampai hari ini, sudah 35 pulau yang berhasil dialiri listrik oleh PLN.

"Total ada 890 desa di Maluku dan 800 di Maluku Utara. Ada 400 di antaranya belum terlistriki, 35 sudah terlistriki dari program listrik pulau terluar," kata General Manager PLN Maluku-Maluku Utara, M Ikhsan Asaad, saat berbincang dengan detikFinance di Kantornya, Ambon, Rabu (26/8/2015).

Ikhsan menuturkan, PLN kesulitan melistriki 400 pulau yang belum tersentuh tersebut, karena berbagai hal. Mulai dari keterbatasan sarana pendukung untuk jaringan listrik PLN, wilayah yang sangat terisolasi, penduduk yang terlalu sedikit, hingga budaya masyarakat yang belum mengenal uang.

Belum adanya jalan raya membuat PLN sulit membangun jaringan listrik. Wilayah yang terisolasi membuat PLN tak bisa mengirim alat-alat listrik ke wilayah tersebut. Jumlah penduduk yang sangat sedikit membuat pembangunan pembangkit listrik menjadi tidak ekonomis. Belum masuknya budaya uang membuat PLN tak bisa menjual listrik pada masyarakat.

"Ada yang sarana nggak ada jalan. Ada yang penduduknya hanya 5 orang, kan nggak ekonomis. Ada juga transportasinya ke sana nggak ada. Parahnya lagi beberapa tempat, misalnya di Pulau Aru ada 7 desa, masih belum kenal uang," dia mengungkapkan
Meski begitu, Ikhsan mengaku terus berupaya mencari cara, agar listrik bisa masuk ke seluruh pelosok Maluku-Maluku Utara. PLN menargetkan, rasio elektrifikasi Maluku-Maluku Utara yang saat ini masih 75% bisa naik sampai 80% tahun ini, dan mencapai 100% pada 2019.

Karena itu, pihaknya terus menggenjot pembangunan pembangkit-pembangkit baru di pulau terluar dan daerah perbatasan pada tahun ini. Diharapkan tahun ini kapasitas terpasang listrik di pulau terluar dan perbatasan yang berada di Maluku-Maluku Utara bisa bertambah 14 megawatt (MW) di 12 pulau. Daya listrik sebesar 14 MW ini bisa melistriki 28.000 pelanggan baru.

Sejauh ini, PLN sudah mendapatkan 6.000 pelanggan baru di pulau-pulau terluar dan perbatasan di Maluku-Maluku Utara. Untuk menarik minat masyarakat setempat, PLN menggratiskan biaya pemasangan instalasi dan memberikan pulsa listrik Rp 20.000. "Kemarin ada program pemerintah listrik gratis (di pulau terluar dan perbatasan), sudah dapat 6000 pelanggan baru. Biaya instalasi gratis plus voucher token Rp 20.000," paparnya.

Diharapkan, pembangunan listrik di pulau-pulau terluar dan perbatasan ini bisa memajukan perekonomian masyarakat setempat yang selama ini masih tertinggal. Dengan adanya listrik, berbagai fasilitas infrastruktur dan industri bisa dibangun, kesejahteraan masyarakat pun bisa meningkat. "Kami dorong Pemda bangun pelabuhan, industri, cold storage untuk ikan, kita akan layani semuanya," pungkas Ikhsan.
sumber : http://finance.detik.com/read/2015/08/27/072649/3002466/1034/2/70-tahun-ri-merdeka-400-desa-di-maluku-belum-dapat-listrik

4 Tahun Mangkrak, PLTU Terbesar ASEAN Ini Akhirnya Dibangun


4 Tahun Mangkrak, PLTU Terbesar ASEAN Ini Akhirnya Dibangun
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terbesar di ASEAN berkapasitas 2 x 1.000 MW‎ di Batang, Jawa Tengah akan diresmikan pembangunannya pada hai ini. Pembangunan ditandai oleh peresmian oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Rencananya, Jokowi akan didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Hadir pula Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir.

Acara hari ini penting sebagai penanda dimulainya megaproyek yang mangkrak sejak 4 tahun lalu tersebut.

PLTU ini dibangun dan dikelola oleh PT Bimasena Power Indonesia, yang merupakan perusahaan patungan dari konsorsium J-Power, Itochu, dan‎ Adaro.

Kebutuhan dana investasi untuk membangun PLTU ini diperkirakan mencapai US$ 4 miliar, atau Rp 56 triliun. PLTU berdiri di atas lahan seluas 226 hektar di 3 desa, yakni Ujungnegoro, Karanggeneng, dan Ponowareng.

Sebelumnya megaproyek ini sempat tertunda pembangunannya akibat proses pembebasan lahan yang tak kunjung usai. Hingga Maret 2015 tercatat, dari 226 hektar lahan yang dibutuhkan, sekitar 12,5 hektar atau 5% belum bisa dibebaskan.

Meski lahan yang terbebas sudah mencapai 95%, sayangnya proses pembangunan belum bisa dimulai. Karena, lokasi tanah yang belum dibebaskan adalah lokasi penting yang nantinya akan menjadi lokasi berdirinya bangunan utama PLTU ini
sumber : http://finance.detik.com/read/2015/08/28/080025/3003496/1034/4-tahun-mangkrak-pltu-terbesar-asean-ini-akhirnya-dibangun?f990101mainnews

9 Hektar Lahan PLTU Terbesar di ASEAN Belum Bebas

9 Hektar Lahan PLTU Terbesar di ASEAN Belum Bebas
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Jawa Tengah akhirnya dibangun juga meski masih ada lahan yang belum bebas. PT PLN (Persero) akan membawa masalah lahan ini ke pengadilan.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir menyatakan sampai saat ini masih ada sekitar 9 hektar lahan di area pembangkit berkapasitas 2x1.000 MW itu yang belum bebas.

"Sekarang sudah semakin kecil. Kita musyawarah terakhir minggu lalu untuk tinggal yang 9 hektar. Dari yang 9 hektar itu akhirnya kita putus untuk taruh di pengadilan," ujar Sofyan ditemui di lokasi pembangunan, Jumat (28/8/2015).

Ia mengatakan, rata-rata nilai pembebasan lahan dihargai Rp 100.000 per meter. Jadi untuk 9 hektar kira-kira butuh 9 miliar.

"Ini titip di pengadilan, tapi sepertinya juga mereka setuju. Nggak ada masalah," katanya.

Pembangunan PLTU terbesar di ASEAN ini akan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini. Jokowi akan didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
sumber : http://finance.detik.com/read/2015/08/28/093834/3003576/1034/9-hektar-lahan-pltu-terbesar-di-asean-belum-bebas?f9911023

Masih Ada 1 Warga Tolak Pembangunan PLTU Terbesar di ASEAN

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Jawa Tengah akhirnya dibangun setelah molor 4 tahun dari rencana semula. Masih ada saja warga yang menolak pembangunan PLTU terbesar di ASEAN ini.

"Iya memang ada. Tapi ini cuma 1 orang. Dia bilang ini lokasi tidak tepat dan sebagainya," kata Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir ditemui di lokasi proyek, Jumat (28/8/2015).

"Tapi 1 orang ini hanya satu bidang, kalau dibanding luas bidang tanah yang 220-an hektar itu kan nggak masuk akal. Asumsi saya sih ini cuma persaingan bisnis, jadi bukan hal yang benar-benar bisa diperkarakan," ujarnya.

Sofyan pun tidak akan mundur hanya karena ada penolakan dari satu orang tersebut. Menurutnya, kepentingan negara dan rakyat banyak tidak boleh ditahan oleh kepentingan satu orang saja.

"Kan kepentingan negara itu tidak boleh terganggu hanya karena kepentingan 1 orang. Ini nggak boleh dikalahkan kepentingan negara. Apakah kalau 1 orang ini akhirnya menang misalnya, lalu 3 tahun kemudian PLTU ini nggak jadi terbangun. Apa dia siap tanggung jawab kalau jawa mati lampu 3 tahun lagi? Jadi ini tetap jalan," ujarnya.

Pembangkit berkapasitas 2x1.000 MW ini Sofyan perkirakan bisa mengaliri hingga ratusan ribu rumah tangga. Kebutuhan listrik Indonesia saat ini sudah sangat besar, tidak sebanding dengan pasokannya.

Pembangunan PLTU terbesar di ASEAN ini akan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini. Jokowi akan didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

PLTU ini dibangun dan dikelola oleh PT Bimasena Power Indonesia, yang merupakan perusahaan patungan dari konsorsium J-Power, Itochu, dan‎ Adaro.

Kebutuhan dana investasi untuk membangun PLTU ini diperkirakan mencapai US$ 4 miliar, atau Rp 56 triliun. PLTU berdiri di atas lahan seluas 226 hektar di 3 desa, yakni Ujungnegoro, Karanggeneng, dan Ponowareng.
Sumber : http://finance.detik.com/read/2015/08/28/094656/3003582/1034/masih-ada-1-warga-tolak-pembangunan-pltu-terbesar-di-asean?f9911023

Resmikan PLTU Terbesar di ASEAN, Jokowi Diantar Pakai Helikopter

Resmikan PLTU Terbesar di ASEAN, Jokowi Diantar Pakai Helikopter
Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini akan meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Jawa Tengah. Jokowi tiba di lokasi diantar pakai helikopter.

Begitu helikopter mendarat, Jokowi yang berkemeja putih dan celana hitam langsung menuju lokasi peresmian proyek yang berada di pinggir pantai Kabupaten Batang. Tenda berukuran besar, sekitar luas lapangan futsal, sudah didirikan panitia untuk acara peresmian.

Dari pantauan detikFinance, Jokowi tidak sendirian naik helikopter. Ada beberapa menteri yang ikut terbang, yaitu Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said.

Selain itu ada juga Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan, dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo keluar dari helikopter.

Saat berita ini ditayangkan peresmian pembangkit berkapasitas 2x1.000 MW masih berlangsung
sumber : http://finance.detik.com/read/2015/08/28/095914/3003600/1034/resmikan-pltu-terbesar-di-asean-jokowi-diantar-pakai-helikopter?f9911013